Selasa, 25 Oktober 2016

Temuan Ini Dongkrak Daya Tahan Baterai Lithium Ion Hingga Sepuluh Kali Lipat



PT Bestprofit Futures Medan

Kecanggihan perangkat teknologi hampir bisa dipastikan tidak terlepas dari urusan baterai dan kapasitasnya, sebutlah smartphone, kamera, laptop, sampai mobil listrik. Isu terhangat yang masih membekas adalah Samsung Galaxy Note 7 meledak dan diduga karena masalah baterai.

Teknologi baterai yang umum digunakan di berbagai perangkat elektronik adalah lithium ion (Li-ion) karena sifatnya yang ringan dan hemat energi.Kendalanya, cara tradisional untuk meningkatkan daya tahan baterai ini hampir mencapai batas, demikian diungkap Neil Dasgupta, peneliti dari Universitas Michigan. ”

Reaksi kimia metal lithium tidak bisa didorong lebih jauh lagi dari yang ada saat ini. Di masa depan, sel lithium-ion akan menggunakan reaksi kimia lithium-air  lithium atau lithium-sulfur,” tuturnya, seperti dikutip dari New Atlas.
Meski begitu, tim peneliti dari Universitas Michigan ini menemukan cara baru untuk mengoptimalkan kapasitas baterai lithium ini. Peningkatannya bahkan diklaim bisa sepuluh kali lipat dari teknologi yang ada sekarang.

Bila hal itu diaplikasikan pada smartphone, ini berarti kamu tak perlu mengisi daya setiap hari. Bila benar ada peningkatan sepuluh kali lipat berarti bila asumsi kapasitas baterai smartphone rata-rata adalah 2.000 mAh, bisa bertahan dalam tiga hingga empat hari dalam sekali pengisian.

Apa rahasianya?
Lalu apa yang dilakukan tim peneliti Universitas Michigan? Mereka  mengendalikan pertumbuhan dendrit di dalam baterai lithium dengan menggunakan “jendela”.


Dendrit sendiri adalah struktur yang tumbuh di dalam lithium. Pertumbuhan dendrit membentuk elektroda yang mengonsumsi elektrolit cair dan mengurangi kapasitas baterai. Sifatnya terbentuk saat baterai diisi dan hilang saat baterai digunakan.

Kembali soal smartphone yang meledak, dendrit diklaim menjadi salah satu penyebabnya. Tapi, jika pertumbuhan dendrit bisa dikendalikan, dendrit malah membantu meningkatkan kapasitas baterai.

Untuk menemukan cara bagaimana mengendalikan pertumbuhannya, dendrit perlu diteliti. Para peneliti dari Universitas Michigan ini lantas menambahkan jendela kecil pada baterai lithium agar peneliti bisa merekam secara real time, dan mengetahui perkembangannya.

Menariknya, temuan ini sudah bisa digunakan oleh peneliti di seluruh dunia. Harga yang dipatok juga hanya, US$100 (sekitar Rp1.303.550).  Untuk penjelasan lebih lanjut, kamu bisa saksikan video berikut. PT Bestprofit Futures Medan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar