Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Maurin Sitorus meminta para pengembang properti
dapat memanfaatkan dana pasar modal sebagai alternatif pembiayaan
perumahan. Sebab, peluang ini masih terbuka lebar mengingat dana yang
digunakan memiliki periode jangka panjang.
"Kalau kita bisa mencocokkan dana yang sifatnya jangka panjang, dan
penyaluran kredit yang jangka panjang, itu akan match," ujarnya di
Gedung BEI, Jakarta, Kamis (13/10).
"Mungkin para perusahaan-perusahaan pengembang yang terutama Tbk,
mudah-mudahan bisa cari dana di pasar modal. Jadi tidak hanya
mengandalkan pendanaan dari perbankan," tutur Maurin.
Dengan begitu, kata Maurin, sumber dana jangka panjang tersebut juga
dapat mendukung pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR).
"Memang untuk pembiayaan perumahan paling cocok dari pasar modal.
Kalau dilihat KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang ditawarkan saat ini
tenornya 10 hingga 20 tahun. Kreditnya cukup panjang. Sementara
perbankan menggunakan dana pihak ketiga yang pendek. Dana yang paling
cocok untuk KPR adalah dana dari pasar modal," ungkapnya.
Maurin merinci, Ditjen Pembiayaan Perumahan memiliki beberapa skema
bantuan pembiayaan perumahan, antara lain skema KPR Sejahtera Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR Sejahtera FLPP), skema bantuan
pembiayaan KPR Sejahtera Subsidi Selisih Bunga (KPR Sejahtera SSB), dan
Bantuan Uang Muka (BUM) untuk MBR, khusus untuk pembelian rumah tapak
bersubsidi.
Sementara itu, Kepala divisi sekuritisasi PT Sarana Multigriya
Finansial (SMF), Sid Herdi Kusuma menambahkan dengan adanya bantuan dari
pasar modal dapat membantu pembiayaan pembangunan perumahan rakyat,
mengingat fasilitas pendanaan perbankan sangat terbatas.
"Tidak semua perbankan menyalurkan kreditnya untuk perumahan karena
jangka waktu kredit untuk perumahan yang cukup panjang," kata Herdi.
PT BESTPROFIT FUTURES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar