PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN
Bestprofit NEW YORK – Pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami
penurunan tajam pada penutupan perdagangan Selasa (27/6/2017) waktu
setempat. Sektor teknologi pada indeks Nasdaq memimpin penurunan.
Kejatuhan Wall Street semakin tajam dengan ditundanya pembahasan Undang –
undang Kesehatan pada rapat Senat AS, yang akhirnya memunculkan
pertanyaan tentang agenda domestik Presiden Donald Trump.
Undang – undang Kesehatan sendiri adalah kebijakan pertama dalam agenda domestik Presiden Trump yang telah mengalami perlawanan dari beberapa Partai Republik. Investor sendiri lebih menanti kebijakan lain Presiden Trump seperti pemotongan pajak, pengeluaran infrastruktur dan deregulasi.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (28/6/2017), indek S&P mengalami koreksi paling besar dalam enam minggu terakhir, sejak ditutup pada titik terendah pada 31 Mei 2017.
“"Pasar suka kepastian, dan sekarang ada ketidakpastian," kata Presiden perusahaan perdagangan Empire Executions New York, Peter Costa.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) jatuh 98,89 poin atau 0,46%, ke level 21.310,66, indeks S & P 500 (. SPX) kehilangan 19,69 poin atau 0,81% menjadi 2.419,38 dan indeks Nasdaq (.IXIC) koreksi 100,53 poin, atau 1,61%, ke 6.146,62.
Saham perusahaan teknologi raksasa Google (GOOGL. O) jatuh 2,5% sehingga memimpin penurunan pada indeks S & P 500. Sedangkan sektor kesehatan (.SPXHC) melemah setelah berita dari keterlambatan pemilihan suara pada sidang senat AS, dan berakhir turun 0,9 %. Lalu sektor keuangan (. SPSY) mampu berakhir di wilayah positif atau naik 0,5%.
Data pasar menunjukkan kepercayaan konsumen untuk bulan Juni naik lebih tinggi dari yang diharapkan. Dengan demikian bisa menjadi peluang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi tahun ini. Sementara itu investor tengah menanti musim rilis kinerja keuangan perusahaan di kuartal kedua, setelah rilis kinerja pada kuartal pertama yang mencatatkan kinerja cukup baik.
Undang – undang Kesehatan sendiri adalah kebijakan pertama dalam agenda domestik Presiden Trump yang telah mengalami perlawanan dari beberapa Partai Republik. Investor sendiri lebih menanti kebijakan lain Presiden Trump seperti pemotongan pajak, pengeluaran infrastruktur dan deregulasi.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (28/6/2017), indek S&P mengalami koreksi paling besar dalam enam minggu terakhir, sejak ditutup pada titik terendah pada 31 Mei 2017.
“"Pasar suka kepastian, dan sekarang ada ketidakpastian," kata Presiden perusahaan perdagangan Empire Executions New York, Peter Costa.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) jatuh 98,89 poin atau 0,46%, ke level 21.310,66, indeks S & P 500 (. SPX) kehilangan 19,69 poin atau 0,81% menjadi 2.419,38 dan indeks Nasdaq (.IXIC) koreksi 100,53 poin, atau 1,61%, ke 6.146,62.
Saham perusahaan teknologi raksasa Google (GOOGL. O) jatuh 2,5% sehingga memimpin penurunan pada indeks S & P 500. Sedangkan sektor kesehatan (.SPXHC) melemah setelah berita dari keterlambatan pemilihan suara pada sidang senat AS, dan berakhir turun 0,9 %. Lalu sektor keuangan (. SPSY) mampu berakhir di wilayah positif atau naik 0,5%.
Data pasar menunjukkan kepercayaan konsumen untuk bulan Juni naik lebih tinggi dari yang diharapkan. Dengan demikian bisa menjadi peluang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi tahun ini. Sementara itu investor tengah menanti musim rilis kinerja keuangan perusahaan di kuartal kedua, setelah rilis kinerja pada kuartal pertama yang mencatatkan kinerja cukup baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar