PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN
DEMAK, KOMPAS.com - Siang itu, rumah Suwarti ( 52) di Desa Mojodemak, RT 003 RW 003, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang biasanya sepi mendadak ramai.
Rumah janda beranak satu itu kedatangan lima anggota Reserse Polres
Demak berambut gondrong. Dipimpin langsung Kasatreskrim Polres Demak AKP
Tri Agung, para anggota bertampang sangar itu menggedor paksa pintu
rumah.
Prastiwi (20), anak Suwarti yang membukakan pintu kepada
tamu tak diundang itu, kelihatan ketakutan. Paras ayunya terlihat pucat
melihat tamunya yang berpenampilan kurang bersahabat.
"Ibumu
mana? Hari ini kalau tidak bisa membayar utangnya, rumah ini kami sita.
Segera lunasi utangnya sebesar Rp 20 juta, cepat," bentak salah seorang
anggota reserse berkumis tebal.
Mendengar bentakan itu, Prastiwi langsung masuk ke rumah dan memeluk ibunya sembari menangis, khawatir rumahnya akan disita.
Tanpa dikomando, lima anggota Reserse Polres Demak yang menyamar sebagai penagih utang (debt collector) itu masuk dan menegaskan maksudnya akan menyita rumah itu dengan alasan Suwarti tidak bisa melunasi utangnya saat ini juga.
"Pokoknya, kalau tidak bisa melunasi hari ini, kalian harus pergi dari rumah ini," tegas AKP Agung yang saat itu menyamar.
"Ampun Pak, kulo salah nopo? Kulo mboten gadah utang. Nek disita, kulo mangke manggen teng pundi?
(Maaf Pak, saya salah apa? Saya tidak punya utang. Kalau disita, kami
nanti tinggal di mana?)," jawab Suwarti berurai air mata.
Di saat Suwarti merengek dan mengharap iba agar tak diusir dari
rumahnya, tiba-tiba Kepala Polres Demak AKBP Sonny Irawan masuk dan
langsung menenangkan Suwarti.
"Maafkan anggota kami ya, Bu, ini tadi cuma pura-pura. Rumahnya tidak disita kok. Maksudnya mau memberi surprise. Rumah ibu Suwarti akan kami perbaiki," kata Sonny lembut.
Mendengar penjelasan orang nomor satu di Polres Demak itu, sontak
Suwarti langsung menubruk Sonny dan memeluknya erat. Tangis harunya
berubah menjadi tangis bahagia. Sejumlah anggota dan perwira Polres
Demak yang menyaksikan adegan mengharukan itu tak kuasa menitikkan air
mata.
"Matur suwun Pak Kapolres. Mugi Bapak kalih anggota
dipun paringi kesehatan lan keselamatan nalika tugas, ugi dipun tresnani
warga. Setunggal maleh mugi Pak Kapolres dados jenderal (Terima
kasih Pak Kapolres. Semoga Bapak beserta anggotanya diberi kesehatan dan
keselamatan saat melaksanakan tugas, juga dicintai warga. Satu lagi,
semoga Pak Kapolres jadi jendral)," ucap Suwarti.
Menurut Sonny,
kegiatan bedah rumah ini merupakan program Kapolres Demak dalam
membantu masyarakat melalui zakat profesi anggota Polri.
"Kami berharap kegiatan ini bisa membantu memperbaiki rumah Ibu Suwarti yang sudah tidak layak huni," kata Sonny kepada Kompas.com.
Sebelum melakukan bedah rumah tidak layak huni, anggota sudah ada yang
diterjunkan ke lapangan untuk melakukan survei. Dari hasil survei
tersebut, ditemukan kondisi rumah milik Ibu Suwarti yang sudah
memprihatinkan dan perlu segera diperbaiki.
Rumah berukuran 4x5 meter itu berdinding "gedek" (terbuat dari
anyaman bambu) dan berlantai tanah. Selain itu, atapnya juga berlubang
sehingga saat hujan bocor.
"Rumah Ibu Suwarti ini akan kami
renovasi agar layak huni. Bedah rumah ini kami targetkan rampung dalam
waktu 14 hari," ujar Sonny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar