PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN
HOBART, KOMPAS.com - Kelompok kulit putih Australia
yang menyebut diri sebagai "Hitler yang Anda tunggu-tunggu" memasang
stiker di papan nama universitas di negara bagian Tasmania sebagai
kampanye nasional untuk menyampaikan pesan mereka.
Poster yang menampilkan swastika, gambar Adolf Hitler dan ejekan
homofobia ditempel di papan nama kampus Universitas Tasmania (UTAS) di
Hobart mengikuti kegiatan "prank" serupa di kota-kota lain.
Beberapa materinya menyatakan tentang tingkat bunuh diri gay dan transgender, seperti dilaporkan ABC News, Australia.
Poster lain, yang menampilkan gambar Hitler muda yang berkacamata
hitam dengan tulisan "Sosialisme Nasional atau tidak sama sekali!"
Foto-foto stiker tersebut tampaknya diambil pada malam hari dan diunggah ke akun media sosial Twitter, Antipodean Resistance.
Kelompok ini mengatakan diri sebagai "organisasi pemuda" yang melihat "negara ini apa adanya, yaitu sakit parah".
"Bangsa kita lemah dan hancur akibat degenerasi progresif. Penyakit
budaya ini telah merampas moralitas kita," kata kelompok ini.
"Hal ini telah meruntuhkan prestasi kulit putih di Dunia Baru. Tapi
kami tidak harus mati dengan sistem ini. Selama ras kami tetap ada dan
keberanian tetap ada di hati orang kulit putih Australia, kami menjaga
kemampuan merebut kembali tanah kami - kami akan lakukan."
Di situs web-ya, Antipodean Resistance menyatakan, kegiatan
penempelan posternya itu dirancang untuk "menarik perhatian pada
bagaimana universitas kita secara langsung bertanggung jawab
mendatangkan ratusan ribu 'mahasiswa' asing setiap tahun, yang kebanyakan memiliki jalur langsung ke ' kewarganegaraan' di akhir studi mereka".
"Hal ini dilakukan agar universitas mendapatkan uang, dan akibatnya
semakin sedikit pekerjaan untuk lulusan universitas Australia," kata
kelompok ini.
Tak dapat diterima
Dalam sebuah pernyataan, seorang juru bicara UTAS menyatakan "isi
poster itu mengerikan dan setiap staf atau mahasiswa yang tertekan
akibat insiden tersebut dapat mengakses layanan dukungan komprehensif
dari institusi ini".
"Nilai-nilai kami mengikatkan diri pada masyarakat yang adil, beragam dan inklusif," kata juru bicara tersebut.
"Isi poster ini mewakili satu pandangan yang sama sekali tidak dapat diterima sebagai bagian dari masyarakat sipil," tambahnya.
Serikat Universitas Tasmania (TUU) mengatakan pihaknya "mengecam
serangan anti-Semit dan homofobia yang dilakukan di kampus Domain
Universitas Tasmania oleh kelompok supremasi kulit putih dan kelompok neo-Nazi Antipodean Resistance".
Presiden TUU Clark Cooley mengatakan universitas di seluruh Australia
menghadapi "serangan vandalisme serupa tahun ini oleh kelompok yang
sama yang menggunakan istilah rasis dan homofobia saat menampilkan citra
Nazi".
"Kami menentang supremasi kulit putih dan aktivitas neo-Nazi di
komunitas kita. Diskriminasi semacam itu tidak akan ditolerir," ujarnya.
"Ini pesan sangat mengerikan untuk dikirim ke lapisan multikultural
universitas kita dan komunitas Tasmania yang lebih luas," tambahnya.
Tanggapan senator
Penempelan stiker di kampus UTAS dikecam oleh senator asal Tasmania,
Eric Abetz, dalam pernyataan hari ini dengan menyebut pesan mereka
"menjijikkan".
"Poster yang muncul di kampus University of Tasmania dari Antipodean
Resistance menjijikkan dan tidak memiliki tempat dalam wacana politik
kita," katanya.
"Saya mengutuk tindakan kelompok sosialis nasional ini dengan keras.
Saya berharap bahwa setiap poster itu dapat dihapus secepat mungkin
untuk menghindari kesulitan bagi mereka yang mungkin melihatnya,"
katanya.
ABC News sebelumnya memberitakan kelompok tersebut telah
melaksanakan kamp radikalisasi di negara bagian Victoria serta di
Sunshine Coast, Queensland.
Sebuah website menampilkan foto-foto dari tujuh orang yang memberi
salam Nazi sambil memegang bendera Nazi. Identitas mereka dikaburkan
dengan gambar tengkorak bertopeng yang ditambahkan secara digital ke
foto tersebut.
Kelompok ini menyatakan memiliki "cabang-cabang aktif di setiap
negara bagian, sekarang Anda dapat bergabung dari manapun di Australia".
Pada bulan Juli 2017, kelompok tersebut mengklaim telah mendistribusikan poster berbahasa China di Melbourne.
"Lelucon kita ini benar-benar meledak. Kita mendapat liputan jauh
lebih banyak daripada yang pernah kita dapatkan sebelumnya. Jika kita
menyertakan media China, mungkin lebih banyak liputan daripada yang kita
dapatkan dari semua aktivitas sebelumnya," kata kelompok itu.
"Ini sebenarnya lelucon tanpa banyak usaha, hanya segelintir orang,
sejumlah rekaman, 100 poster sederhana, serta rencana cerdas, dan rekan
sekalian kita berhasil membuat kehebohan," demikain ditambahkan.
Kelompok ini mengatakan pihaknya ingin "menarik perhatian lebih besar dari orang Cina (dan ras lainnya) di universitas kita".
Pihak UTAS dan kelompok mahasiswa telah dihubungi untuk dimintai komentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar