PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN
KOMPAS.com - Fredy Chandra mengaku lega setelah
memberangkatkan 65 orang gurunya di bangku SD, SMP dan SMA liburan ke
Malaysia dan Singapura.
Dia tak bisa menutupi rasa gembiranya karena cita-citanya membahagiakan para guru yang sudah berjasa besar bagi hidupnya akhirnya benar-benar bisa tercapai.
"Lega, senang, lihat mereka senang itu saya sampai menangis berkali-kali," kata Fredy saat dihubungi Kompas.com.
Menurut Fredy, dia sudah memendam keinginan untuk membahagiakan para
gurunya sejak lama. Selama ini, dia melihat para gurunya hidup dengan
keterbatasan ekonomi. Padahal, mereka sudah banyak berjasa mencerdaskan
anak-anak di Indonesia.
Akhirnya, tiga bulan lalu, Alumni SMA Negeri 1 Pekalongan
lulusan 1993 itu kembali ke sekolahnya. Dia mengungkapkan niat untuk
mengajak para guru yang pernah mengajarnya untuk jalan-jalan ke luar
negeri.
Tak hanya guru SMA yang diajak, tetapi juga guru Fredy di SMPN 1 Pekalongan dan SD Sampangan.
Setelah berkumpul, para guru diberangkatkan menggunakan bus ke
Bandara Soekarno-Hatta pada 19 September lalu. Fredy dan keluarga
langsung menyambut mereka dengan hangat.
"Saya punya kesempatan mengumpulkan mereka, terus meluk-meluk mereka. Saya cium mereka, rasanya bahagia," kata Fredy.
Dia mengatakan, sebagian dari guru-guru itu masih ingat dengan
dirinya. Namun, ada juga yang sudah lupa. Fredy maklum karena banyaknya
siswa yang diajar dan sebagian guru juga sudah sepuh.
"Yang penting saya ingat dengan mereka. Yang penting muridnya ingat mereka," ujarnya.
Lampu hijau dari istri
Fredy mengaku, pada awalnya, dia tidak ingin aksinya memberangkatkan
para guru jalan-jalan ke luar negeri ini diketahui oleh publik. Namun,
ceritanya sudah bocor ke publik lewat para guru yang diajaknya
jalan-jalan.
Fredy mengaku senang bila ceritanya ini bisa menginspirasi banyak orang.
"Tapi ini enggak akan terjadi kalau istri saya enggak beri lampu
hijau. Kadang orang kan walau sudah berhasil, ngeluarin uang segitu kan
enggak mau. Untungnya istri maulah. Dan kebetulan istri saya alumni SMA 1
Pekalongan juga," kata Fredy.
Fredy mengatakan, dirinya tak ikut dalam perjalanan ke Singapura dan
Malaysia. Dia hanya melepas para guru itu di bandara. Namun, dia sudah
menyiapkan biro perjalanan untuk mengatur semuanya.
Dia juga mengaku terus memantau kebahagiaan gurunya saat berlibur melalui foto-foto yang dikirim ke grup WhatsApp.
Kepala SMAN 1 Pekalongan Sulikin mengungkapkan, biaya perjalanan
mulai dari transportasi, hotel, uang saku hingga biaya pembuatan paspor
semuanya ditanggung oleh Fredy. Bahkan Fredy menyiapkan pendamping
dengan kursi roda hingga dokter untuk mendampingi para guru yang sudah
sepuh.
Para guru menikmati objek wisata di negeri tetangga selama lima hari dan baru kembali pada 24 September kemarin.
"Semuanya fasilitas kelas satu. Ini perjalanan yang paling berkesan sepanjang hidup saya," ucap Sulikin.
Rita Heini, guru yang mengajar mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi saat
Freddy di Kelas 1 SMAN 1 Pekalongan mengaku senang karena Fredy juga
memberikan uang saku kepada semua guru yang diberangkatkannya. Uang saku
tersebut berbentuk pecahan dollar Singapura dan ringgit Malaysia.
"Saya diajak saja sudah senang, lha ini malah dikasih uang saku untu membeli oleh-oleh," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar