PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN
BESTPROFIT - Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito membantah kenaikan harga Pertalite dilakukan demi menutup potensi kerugian yang didapat Pertamina akibat menanggung selisih harga solar subsidi dan premium.
Dia menegaskan kenaikan harga tersebut didasari adanya kenaikan harga minyak dunia. "Iya, karena harga minyak dunia," kata Adiatma. PT BESTPROFIT FUTURES
Menurut dia, perhitungan BBM penugasan seperti premium ataupun BM tertentu seperti solar subsidi berbeda dengan perhitungan BBM umum seperti pertamax series dan pertalite. BEST PROFIT
"Menghitungnya tidak menyilang begitu," ujarnya. Sayang, Adiatma tidak mau merinci perhitungan tersebut. PT BEST PROFIT FUTURES
Pastinya hingga Januari-Februari 2018, Pertamina telah mengakui adanya potensi kerugian sebesar Rp 3,9 triliun akibat menanggung selish harga solar subsidi, premium di Jawa Madura Bali (Jamali) dan premium penugasan luar Jamali. PT BESTPROFIT
Hingga akhir tahun, Pertamina memproyeksi ada potensi kerugian sebesar Rp 24 triliun.
Seperti diberitakan, setelah bulan lalu menaikkan harga pertamax series, pada Sabtu (24/3/2018) Pertamina menaikan harga pertalite dan solar non-subsidi. PT BEST PROFIT
Untuk wilayah DKI Jakarta, harga solar non subsidi pada 24 Maret 2018 naik Rp 200/liter menjadi Rp 7.700/liter. Harga solar non subsidi sebelumnya sebesar Rp 7.500/liter. BESTPRO
Harga Pertalite juga naik Rp 200/liter menjadi Rp 7.800/liter. Sebelumnya harga Pertalite hanya Rp 7.600/liter. Sejak Januari 2018, Pertamina telah menaikan harga pertalite sebanyak dua kali. BESTPROFIT FUTURES
Pada 13 Januari 2018, harga pertalite hanya Rp 7.500/liter. Kemudian pada 20 Januari 2018, Pertamina menaikan harga pertalite sebesar RP 100/liter menjadi Rp 7.600/liter. BEST PROFIT FUTURES
JAKARTA, KOMPAS.com -
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito
membantah kenaikan harga Pertalite dilakukan demi menutup potensi
kerugian yang didapat Pertamina akibat menanggung selisih harga solar
subsidi dan premium.
Dia menegaskan kenaikan harga tersebut didasari adanya kenaikan harga
minyak dunia. "Iya, karena harga minyak dunia," kata Adiatma, Minggu
(25/3/2018).
Menurut dia, perhitungan BBM penugasan seperti premium ataupun BM
tertentu seperti solar subsidi berbeda dengan perhitungan BBM umum
seperti pertamax series dan pertalite. "Menghitungnya tidak menyilang
begitu," ujarnya.
Sayang, Adiatma tidak mau merinci perhitungan tersebut. Pastinya hingga
Januari-Februari 2018, Pertamina telah mengakui adanya potensi kerugian
sebesar Rp 3,9 triliun akibat menanggung selish harga solar subsidi,
premium di Jawa Madura Bali (Jamali) dan premium penugasan luar Jamali.
Hingga akhir tahun, Pertamina memproyeksi ada potensi kerugian sebesar
Rp 24 triliun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertamina Bantah Harga Pertalite Naik demi Tutupi Potensi Kerugian", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/26/080800326/pertamina-bantah-harga-pertalite-naik-demi-tutupi-potensi-kerugian.
Editor : Erlangga Djumena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar