Rabu, 07 Maret 2018

Ekspedisi Dunia Tersembunyi Antartika Berlanjut

-

PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN

BESTPROFIT - Ada sebuah wilayah terpencil di Antartika yang terisolasi dari cahaya selama ribuan tahun lamanya. Tak ada seorang pun yang tahu apa yang ada dibalik perairan yang beku dan gelap itu.

Hingga akhirnya pada Juli tahun 2017, gunung es raksasa memisahkan diri dari lapisan es yang disebut dengan A-68 atau Larsen C. Area yang awalnya tertutup es itu pun menyingkap dasar laut seluas 5.800 kilometer persegi yang selama 120.000 tahun tak pernah menikmati siraman cahaya matahari.

Dan kabar baiknya, kita tak perlu menunggu lebih lama lagi untuk mengetahui ekosistem laut di wilayah tersebut. Pekan ini, tim ilmuwan yang dipimpim oleh British Antarctic Survey (BAS) bertolak kesana untuk menelitinya.
Peneliti memang berlomba untuk sesegera mungkin mengeksplorasi dunia tersembunyi itu. Mereka kuatir paparan sinar matahari akan mengubah ekosistem disana dengan cepat. PT BEST PROFIT

"Kami benar-benar tidak tahu apa yang ada dibawahnya karena tertutup lapisan es tebal ratusan meter," kata Katrin Linse, ahli Biologi yang terlibat ekspedisi itu seperti dikutip dari Science Alert.

"Sangat penting kita sampai di sana dengan cepat sebelum lingkungan bawah laut berubah saat sinar matahari memasuki air dan spesies baru mulai berkoloni," katanya. BESTPRO

Linse dan rekan-rekannya akan berangkat menuju Kepulauan Falkland terlebih dahulu dan selanjutnya bergerak ke titik tujuan. BEST PROFIT

Perlu diketahui, lokasi dunia tersembunyi itu begitu terpencil. Tapi peneliti tetap mengambil risiko untuk mencapainya. 

"Larsen C berada jauh di selatan dan ada banyak es di daearah tersebut. Tapi ekspedisi ini adalah hal yang penting bagi sains. Jadi kami akan berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik," ujar David Vaughan, direktur BAS.

Jika tiba tepat waktu, bisa jadi peneliti akan melihat bagaimana sebuah ekosistem terbentuk atau berkembang. PT BEST PROFIT

Sebelumnya peneliti sudah memiliki hipotesis mengenai kehidupan di bawah lapisan es ini. Mereka menyebut, kemungkinan ada kemiripan dengan ekosistem lautan dalam. Ada fitoplankton dan zooplankton yang menjadi makanan penting.

Kini tinggal selangkah lagi untuk menguji hipotesis mereka.

Pada pelayaran selama tiga minggu, para peneliti akan mengumpulkan makhluk hidup yang hidup di dasar laut, seperti mikroba dan plankton, sedimen serta sampel air. BESTPROFIT FUTURES

Selain itu mereka juga akan mendokumentasikan bukti mamalia baru atau burung yang mungkin telah berimigrasi ke perairan terbuka. PT BEST PROFIT FUTURES

Meski mengaku sama sekali tak ada gambaran dengan apa yang ada di lokasi, para peneliti antusias dengan ekspedisi ini.

"Kami pergi ke daerah di mana kami tidak tahu apa yang akan kami temukan dan ini adalah hal yang menarik. Tapi kami berharap akan menemukan hal yang luar biasa," papar Linse. BEST PROFIT FUTURES

Dan yang pasti perjalanan tersebut merupakan kesempatan langka yang harus segera dimanfaatkan, sebab jendela observasional alami semacam itu terkadang membutuhkan waktu 10.000 tahun untuk terbuka. PT BESTPROFIT FUTURES
KOMPAS.com - Ada sebuah wilayah terpencil di Antartika yang terisolasi dari cahaya selama ribuan tahun lamanya. Tak ada seorang pun yang tahu apa yang ada dibalik perairan yang beku dan gelap itu. Hingga akhirnya pada Juli tahun 2017, gunung es raksasa memisahkan diri dari lapisan es yang disebut dengan A-68 atau Larsen C. Area yang awalnya tertutup es itu pun menyingkap dasar laut seluas 5.800 kilometer persegi yang selama 120.000 tahun tak pernah menikmati siraman cahaya matahari. Dan kabar baiknya, kita tak perlu menunggu lebih lama lagi untuk mengetahui ekosistem laut di wilayah tersebut. Pekan ini, tim ilmuwan yang dipimpim oleh British Antarctic Survey (BAS) bertolak kesana untuk menelitinya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ekspedisi Dunia Tersembunyi Antartika Berlanjut, Ada Apa di Sana? ", https://sains.kompas.com/read/2018/02/14/114852523/ekspedisi-dunia-tersembunyi-antartika-berlanjut-ada-apa-di-sana.
Penulis : Kontributor Sains, Monika Novena
Editor : Yunanto Wiji Utomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar