Kamis, 15 Oktober 2020

Peneliti Sebut Pasien Reinfeksi COVID-19 Sakit Lebih Parah, Kok Bisa?

 


PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN

BESTPROFIT - Seorang pria di Amerika Serikat mengalami reinfeksi COVID-19 dan mengembangkan gejala yang lebih parah dari sebelumnya. Kasus ini adalah reinfeksi pertama di AS dan reinfeksi kelima yang dilaporkan di seluruh dunia.

Dalam laporan di jurnal medis The Lancet, pria berusia 25 tahun tersebut awalnya dinyatakan positif COVID-19 pada April dengan gejala batuk dan mual. Pada Mei, ia akhirnya dinyatakan negatif COVID-19. PT. BPF MEDAN

Hanya saja, di akhir Mei, pria tersebut mengunjungi UGD karena mengalami gejala batuk, demam, dan pusing. Awal Juni, ia kembali dinyatakan positif COVID-19. Saat terinfeksi kedua kalinya, pria tersebut mengalami hipoksia atau kadar oksigen rendah dan sesak napas sehingga memerlukan bantuan oksigen. BESTPRO

"Temuan kami menandakan bahwa infeksi sebelumnya mungkin tidak selalu melindungi terhadap infeksi di masa depan. Infeksi ulang dapat memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kita tentang kekebalan Covid-19," kata Dr Mark Pandori, dari University of Nevada, dikutip dari BBC. PT. BPF

Sebelumnya kasus reinfeksi dengan gejala parah juga dialami oleh pasien COVID-19 di Ekuador dan Belanda. Pasien di Belanda bahkan dinyatakn meninggal setelah alami reinfeksi. PT BESTPRO

Ada alasan mengapa reinfeksi menyebabkan pasien COVID-19 sakit lebih parah. Menurut ahli, bisa jadi mereka terpapar virus pada tingkat yang lebih tinggi untuk kedua kalinya. BEST PROFIT FUTURES

Hanya saja sulit untuk memastikan kasus di mana seseorang terinfeksi dua kali. Ilmuwan harus memiliki usapan hidung dari infeksi pertama dan kedua untuk membandingkan genom dari kedua sampel virus. PT BEST PROFIT FUTURES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar