
PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN
BESTPROFIT - Untuk kali pertama, sebanyak 1.000 ekor ikan napoleon asal Natuna
diekspor ke Hongkong melalui jalur laut. Ekspor perdana yang digelar
awal Februari 2018 itu menandai dibukanya kran ekspor ikan napoleon dari
Kabupaten Natuna dan Anambas.
Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto
mengatakan, dibukanya kran ekspor itu sangat menguntungkan bagi negara,
khususnya bagi nelayan lokal.
"Dibukanya ekspor napoleon lewat jalur laut, dari sisi ekonomi
tentunya akan bisa meningkatkan devisa," ujar Slamet melalui siaran
persnya.
Izin ekspor itu sendiri diberikan lintas kementerian, yakni
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Ekspor tersebut harus memenuhi syarat kuota. Ikan napoleon baru dapat diekspor jika memenuhi kuota 40.000 ekor dengan ukuran lebih dari 1 kilogram hingga 3 kilogram per ekor. BEST PROFIT
Kabupaten Natuna diperbolehkan mengekspor 30.000 kilogram. Sementara,
untuk Kabupaten Kepulauan Anambas diperbolehkan mengekspor 10.000
kilogram.
Namun, Slamet mengingatkan juga bahwa keseimbangan kepentingan
ekonomi dan konservasi tetap harus dijaga. Oleh sebab itu, ekspor ikan
napoleon itu hanya boleh dilaksanakan sesuai koridor peraturan yang
berlaku.
"Tidak bisa sporadis kita melakukannya," ujar Slamet. Ketentuannya, pertama, kapal angkut komoditas ekspor berbendera asing
harus mempunyai izin pengangkutan ikan hidup hasil pembudidayaan.
Kedua, ikan napoleon yang diekspor harus betul-betul berasal dari pembudidayaan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Asal. PT BESTPROFIT
Ketiga, eksportir harus mengantongi izin pengedar satwa dari otoritas terkait. "Keempat, proses pemindahan (komoditas ekspor) harus dicatat dan
berada di bawah pengawasan pihak BKIPM, Pengawas Perikanan, dinas
terkait serta pihak berwenang lainnya," ujar Slamet
Nilai Ekspor Perdana Rp 1 Miliar
Nato, salah seorang pembudidaya yang mengekspor ikan napoleon merasa gembira atas kebijakan tersebut.
Sebab, sebelumnya, pemerintah hanya mengizinkan ekspor ikan napoleon
melalui jalur udara saja dan tidak spesifik bagi nelayan di kepulauan
terpencil di Indonesia. Hal itu menyebabkan penumpukan ikan napoleon
hasil sea ranching di Natuna serta Anambas.
Setidaknya lebih dari 114.000 ekor stok ikan napoleon hasil sea ranching tersebar di Natuna dan Anambas pada akhir 2017.
"Sekarang, dari 1.000 ekor ikan napoleon yang kami ekspor, nilai jualnya mencapai lebih dari Rp 1 miliar," ujar dia.
Ia pun berharap potensi ekonomi yang ada di Natuna dapat mendongkrak ekonomi nelayan setempat. PT BEST PROFIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar