PT BESTPROFIT FUTURES MEDAN
BESTPROFIT - Ilmuwan China yang kabur ke Amerika Serikat, Dr Li Meng Yan, baru saja mempublikasikan karya ilmiahnya sebagai 'bukti' bahwa virus Corona adalah buatan laboratorium, tidak berasal dari alam. Apakah klaim itu dapat dipertanggungjawabkan?
Sebelumnya,
ia menyatakan siap membeberkan bukti yang dipunyainya. "Saya akan pakai
bukti ini untuk memberitahu orang kenapa virus ini berasal dari lab di
China, kenapa mereka membuatnya," cetus Meng Yan. PT. BPF MEDAN
Unusual
Features of the SARS-CoV-2 Genome Suggesting Sophisticated Laboratory
Modification Rather Than Natural Evolution and Delineation of Its
Probable Synthetic Route, begitu judul tulisannya, yang ia buat bersama dua koleganya dan saat ini sudah didownload lebih dari 100 ribu kali. BESTPRO
"Genom
tidak biasa di SARS-CoV-2 mengindikasikan modifikasi canggih
laboratorium ketimbang evolusi natural," begitu kurang lebih inti dari
judul tersebut. Pada dasarnya, tulisan ini membantah virus Corona
asalnya dari alam tapi merupakan modifikasi manusia di lab. PT. BPF
Tulisan
itu pun dibaca oleh kalangan ilmuwan dan sebagian dari mereka
menyimpulkan sebenarnya tidak ada informasi baru di tulisan Li Meng Yan.
Selain itu beberapa hal dinilai hanya merupakan klaim dan bukti
ilmiahnya lemah. PT BESTPRO
Tulisan
Meng Yan dan dua koleganya, dipajang di website Zenodo, bukan di jurnal
sains terkemuka. Artinya untuk saat ini, tulisan itu belum diteliti dan
disetujui oleh ilmuwan lainnya sebagai karya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. BPF
Carl Bergstrom, ahli biologi di University of Washington menyatakan apa yang dikemukakan oleh Li Meng Yan soal virus Corona buatan
manusia tak berdasar dan aneh. Apalagi menurutnya, institut Rule of Law
Society yang mendukung penelitian ini, didirikan oleh mantan penasihat
Donald Trump, Stephen Bannon, yang saat ini terlibat masalah hukum
terkait pencucian uang. PT BESTPROFIT
"Laporan
ini tidak bisa diberi kredibilitas apapun dalam bentuknya saat ini,"
kata Andrew Preston, pakar penyakit menular di University of Bath,
Inggris, seperti dikutip detikINET dari Newsweek. BEST PROFIT FUTURES
"Laporan
ini tidak berdasarkan interpretasi obyektif terhadap genom SARS-CoV2.
Interpretasi yang dilakukan tidak didukung oleh data, tidak berdasar,
dan sebagian besar hanya dinyatakan, tidak dijelaskan," paparnya. BESTPROFIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar